KENURAGAAN SUFI TINGKAT TAREKAT - SUFI TINGKAT MA'RIFAT DAN SEPAK TERJANG SUFI TINGKAT TAREKAT DI DUNIA MILITER (PARA PEDANG ALLAH) YAITU PARA KOMANDAN PANGLIMA PERANG DIBAWAH PANGLIMA BESAR (DAN PANGLIMA BESAR) ADALAH PARA SUFI KERAMAT DI MEDAN PERANG
Pada masa Kepemimpinan Rasulullah dan pada masa Kepemimpinan Abu Bakar, Umar Bin Khatab adalah Panglima Besar Para Mu'minin, dan Khaliq Bin Khuwalid adalah Pedang Allah (Komandan Panglima Perang) yang paling terkenal dimasa itu selain Sang Panglima Besar Umart Bin Khatab.
Dimasa Abu Bakar Sidiq, Sang Panglima Besar (Umar Bin Khatab) adalah Pemangku Khalifah Efektif, sama halnya pada masa Abbasiya, Jabatan Amir al-umara (Panglima Besar) adalah Pemangku Raja Efektif setelah 946.
Tasawuf pada sudut pandang Saya pada "Ilmu Kesufian" pada pengertian ilmu kenuragaan adalah kekuatan tubuh menolak bala atau bahaya dengan perlindungan Allah lewat Dzat Allah yang ada dalam tubuh.
==Sementara Tasawwuf pada pengertian Syariat atau berdasarkan kitab kitab (buku) tertulis, Tasawuf Falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan (ma'rifat) dengan pendekatan rasio (filsafat) hingga menuju ketingkat yang lebih tinggi, yaitu bukan hanya mengenal Tuhan saja (ma'rifatullah), tapi sudah masuk untuk yang lebih tinggi dari itu yaitu wihdatul wujud (kesatuan wujud).
==Secara Bahasa, tasawuf dikonotasikan sebagai orang orang Sufi dengan sebutan “ahlu suffah” (الصفة اهل), yang berarti sekelompok orang pada masa Rasulullah yang hidupnya diisi dengan banyak berdiam di serambi-serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.
==Dalam Islam, Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: تصوف, ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi.
Sementara Tarekat merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada aliran-aliran dalam dunia tasawuf atau sufisme Islam.
==adapun Tarekat pada pengertian ilmu kenuragaan adalah kekuatan tubuh menolak bala atau bahaya dengan perlindungan Allah lewat Dzat Allah yang ada dalam tubuh adalah Hakikat dari perlindungan wihdatul wujud antara Dzat Allah dengan tubuh yang mana pada tingkat Tarekat (Tarikat) masih pada tingkat awal, yang masih memerlukan penyermpurnaan ketingkat yang lebih tinggi yaitu sampai pada tingkat Ma'rifat.
==Makrifat pada pengertian ilmu pengetahun adalah pengetahuan yang diperoleh mengetahui akal, sedangkan dalam tasawuf makrifat adalah Ma'riaft yang berarti mengetahui Allah SWT dari dekat yang sudah mencapai tingkat kesatuan wujud (wihdatul wujud) antara Dzat Allah dengan Tubuh.
==Terdapat Pendapat yang Ambigu tentang Makrifat (Ma'rifat) yaitu dengan Makrifat seorang Sufi lewat hati sanubarinya dapat melihat Tuhan, dimana Makrifat dimisalkan merupakan cermin, maka jika seorang sufi melihat ke cermin yang dilihatnya adalah Allah SWT...... menurut Saya itu adalah pendapat yang keliru / sesat dalam Ilmu Tauhid, karena Allah tidak dapat dilihat dan / atau tidak dapat terlihat.
==Menurut Saya, hanya satu pengertian Ma'rifat yaitu sorang Sufi yang mencapai tingkat kesatuan wujud (wihdatul wujud) antara Dzat Allah dengan Tubuh, sehingga hidup dan mati baginya diserahkan sepenuhnya pada Kekuasaan Allah, sehingga disebut Ma'rifatullah. Dimisalkan ia menghadapi bala atau bahaya akan di tembak dengan senjata api oleh perampok, dengan keyakinan wihdatul wujud, peluru sang perampok tak akan membunuhnya, sehingga sang sufi tidak mencegah sang perampok untuk menembaknya..... terjadilah keanehan berdasarklan pikiran awam, tubuhnya tidak tertembus peluruh, atau senjata api sang perampok tidak bisa meletus.
==Ibarat kata, Seorang Sufi tingkat Ma'rifat kelihatan tanpa daya (tanpa kuasa; ajalnya hanya berdasarlan Kuasa Allah) menyongsong bala atau bahaya dengan keyakinan "aku bersama Dzat-Nya," sementara seorang Sufi tingkat Tarekat masih dengan daya (daya harap dengan Kuasa Allah) dengan keyakinan "semoga DzatNya tetap bersamaku". Jadi perbedaan antara Sufi tingkat Ma'rifat dengan Sufi tingkat Takekat yaitu pada tingkat keyakinan wihdatul wujud.
AMIR ARTINYA KOMANDAN MILITER, DAN AMIR AL-MU'MININ ARTINYAS PANGLIMA BESAR PARA PASUKAN MU'MININ DIGUNAKAN SEBELUM MASA ABBASIYAH
Amir al-Mu'minin diterjemahkan dengan arti "Komandan Orang Beriman" atau "Pemimpin Orang Beriman". Syiah berpendapat bahwa gelar itu eksklusif untuk Ali; meskipun Sunni mempertahankan khalifah pada titik waktu adalah pembawa gelar.
AMIR AL-UMARA ARTINYA PANGLIMA BESAR PARA PASUKAN ABBASIYAH
Sementara Amir al-umara diterjemahkan menjadi amir dari segala amir / kepala amir (komandan dari segala komandan) adalah sebuah jabatan militer senior di Kekhalifahan Abbasiyah pada abad ke-10, yaitu para pemegang jabatannya dalam satu dekade setelah tahun 936 menaungi birokrasi sipil di bawah wali raja (para gubernur) dan kemudian menjadi pemangku raja efektif yang menempatkan para khalifah pada jabatan seremonial murni. Jabatan tersebut kemudian menjadi basis untuk kontrol dinasti Buyid atas para khalifah Abbasiyah setelah 946.
Jabatan tersebut masih dipakai oleh negara-negara Muslim di Timur Tengah, tetapi banyak dibatasi pada para pemimpin militer senior. Ini juga dipakai di Sisilia Norman selama beberapa masa jabatan ketua menteri raja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar